Pengkhotbah 3.11: Dia telah membuat segala sesuatu indah dan selaras pada waktunya. Dia juga telah menanamkan kekekalan (sebuah perasaan/sense tujuan ilahi) dalam hati manusia (sebuah misteri kerinduan yang tidak dapat dipuaskan oleh segala hal yang berada di bawah matahari, kecuali oleh Tuhan)-tetapi manusia tidak dapat menemukan (memahami, menyelami) apa yang telah Tuhan lakukan (keseluruhan rencana Tuhan) dari awal sampai akhir (Terjemahan bebas dari Amplified Bible).
Sindunatha, Wartawan dalam artikelnya berjudul: "Hati Yang Selalu Gelisah", menulis: Pak Jakob Oetama kaya, namun dari perilaku dan penampilannya yang amat sederhana terasa bahwa ia tak pernah bisa menikmati kekayaannya. Malah sejauh saya mengenalnya, hatinya selalu gelisah. Dalam lubuk hatinya yang terdalam rasanya Pak Jakob mengalami jeritan Santo Agustinus ini: Inquietum est cor nostrum donec requiescat in te (Gelisahlah hatiku selalu, sampai aku beristirahat di dalam Diri-Mu). Kegelisahan batinnya terus terjadi. Baru ketika ia untuk selamanya pergi, ia boleh mengalami kerinduan akhir jiwanya: requiescat in te - beristirahat seluruhnya dalam Tuhan. (Kompas, 16 September 2020). Jika dicermati dengan seksama, apa yang dialami Jakob Oetama sesungguhnya telah dituliskan dalam Kitab Pengkhotbah 3.11 karena Tuhan telah menanamkan "sesuatu" di dalam hati manusia yang tidak dapat dipuaskan oleh apa pun juga yang ada di dalam dunia ini, kecuali oleh Tuhan.
Sahabat yang baik, sekaya apa pun anda, sehebat apa pun anda, seterkenal apa pun anda, sesukses apa pun anda, setinggi apa pun karir dan pencapaian anda, seharmonis apa pun keluarga anda, tetap saja akan ada "sesuatu" di dalam hati anda yang membuat anda tetap "gelisah", dan "kegelisahan" itu tidak dapat dipuaskan oleh apapun juga di dunia, kecuali jika anda kelak bertemu dengan Tuhan sendiri. Melalui tulisan Sindhunata, kita paham bahwa itulah yang sesungguhnya terjadi pada Jakob Oetama. Belajar dari itu semua hendaklah setiap kita menyadari bahwa hidup bukan melulu tentang diri sendiri karena tak akan ada kata "cukup" buat diri sendiri selama kita masih hidup di bumi. Oleh karena itu Firman Tuhan berkata: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol. 3.2)." Terima kasih Pak Sindhunata untuk sharing yang sangat memberkati. Terima kasih dan selamat buat Pak Jakob yang saat ini sudah tak gelisah lagi karena telah beristirahat sepenuhnya dalam Tuhan - requiescat in te.
Amin.
(Fredrik J. Pinakunary, 17 September 2020).
